Labels

Minggu, 06 Januari 2013

TRAGEDI ASAL MULA KECOA

    Oleh : Ana Marita

    Jaman dahulu kala, di sebuah desa yag diberi nama Desa Suka Mandi Kembang, hiduplah seorang gadis bernama Era. Dia hisup sebatang kara kaya taoge. Orang tuanya sudah lama meninggalkan dia, ibunya meninggal karena penyakit latah yang sangat akut, sedangkan ayahnya meninggal karena flue kucing. Era hidup di sebuah rumah yang dia beri nama Gubuk Derita.
   Suatu hari, Era melihat pengumuman di sebuah papan yang bertuliskan:
“PENGUMUMAN-PENGUMUMAN SIAPA YANG PUNYA ANAK BILANG AKU, AKU YANG SEDANG MALU SAMA TEMAN-TEMANKU KARENA CUMA DIRIKU YANG TAK LAKU-LAKU”.
     
Sesaat Era terdiam dan kebingungan dengan wajah seperti ini (-.-), kemudian kembali membaca tulisan di bawahnya,
“OKE, BERHUBUNG SANG PANGERAN BELUM PUNYA ISTRI SAMPAI SEKARANG, SEDANGKAN RAJA DAN RATU TAKUT KALAU PANGERAN MENJADI BUJANG LAPUK, MAKA KEPADA SELURUH GADIS DI DESA INI, YANG MERASA DIRINYA MASIH SEORANG GADIS TENTUNYA, DIHARAPKAN KEHADIRANNYA DI ISTANA MALAM INI PUKUL 18.00 WIB, SESUDAH SHOLAT MAGHRIB. DEMIKIAN PENGUMUMAN HARI INI, KURANG LEBIHNYA SAYA MOHON MAAF. WABILAHITAUFIQWALHIDAYAH WASSALAMUALAIKUM WR WB”.
     
 Era langsung berlari pulang dan mengobrak-abrik isi learinya, tapi tidak tidak menemukan satu baju pun! (ya jelas aja, orang yang dibuka lemari es!) raut kecewa terlihat di wajah Era, padahal dia ingin sekali hadir di pesta itu. Tiba-tiba muncul cahaya yang berubah menjadi sosok wanita tua yang gendut, lengkap dengan sayap, tongkat sihir, dan kaca spion, eh salah, kacamatanya.
 “Si-siapa kamu?” Era terjengkang saking kagetnya.
 “Jangan takut, aku Ibu Teri, mengapa engkau menangis?”
 “Ibu Teri, aku sedih, aku ingin ikut pesta Pangeran nanti malam, tapi aku tak punya baju, hiks... hiks..
 ” Era menangis tersedu-sedu sambil ingusnya meler.
 “Wah, kasian, kasian, kasian, okelah kalau begitu, aku akan mengubahmu menjadi gadis yang sangat cantik untuk pesta nanti malam. Tapi kau hanya dapat menikmati itu sampai pukul 1 malam saja, soalnya kalau lewat dari jam segitu, gimana eike bisa mangkal boooo, bajunya aja lo pake....” ucap Ibu Teri, sambil menirukan gaya khasnya Emon di Catatan Si Boy.
 “Idih, okelah kalo beg-beg-begitu, asal aku bisa bertemu dengan Pangeran”, Era mengusap air matanya sambil tersenyum kecil. Ibu Teri membacakan sebuah mantra sambil menunjukkan tongkat sihirnya kepada Era.
“Hompimpa alaihum gambreng, nek ijah pake baju rombeng, unyil kucing, unyil kucing!” kata Ibu Teri. “Mantra yang aneh”, ucap Era dalam hati.
Tidak lama, Era berubah menjadi gadis cantik dengan gaun merahnya. Tak lupa sepatu kuda yang menghias kakinya.
 “Terima kasih banyak, Ibu Teri, terima kasih....” Era memeluk Ibu Teri.
 “Sama-sama, anakku, tapi ingat, sebelum jam 12, kau harus mengantarkan barang yang kupinjamkan ini di perempatan desa seberang, oke???!!”
 “Baikalh, Ibu Teri”.
 “Kalau begitu, aku pulang dulu”, Ibu Teri menjentikkan jarinya, tapi dia tidak menghilang. Dia menjentikkan jarinya lagi, tapi tetap saja tidak bisa menghilang. Langsung saja Ibu Teri dengan wajah polosnya mengambil tindakan, dia membuka pintu, berdiri di pinggir jalan sambil menunjuk, kemudian, saat ada angkot lewat, dia langsung naik, dan melambaikan tangan pada Era.
       Saat di pesta dansa, Era adalah gadis tercantik, semua wanita memandang iri padanya, rambut Era yang panjang lurus dan hitam tergerai indah.
 “Rambut kamu bagus ya?” kata seorang tamu pada Era.
 “Ah, Cuma pake shampoo kok”, ucap Era seraya meninggalkan sang tamu yang terbengong-bengong. “HADIRIN SEKALIAN, KITA SAMBUT PANGERAN LUPIN!” muncullah Sang Pangeran tampan itu, dia langsung berjalan ke arah Era dan mengajaknya berdansa.
Tiba saat tengah malam,namun Era masih terus berdansa. Sedangkan Ibu Teri telah menunggunya di perempatan bersama teman-temannya. Era terus berdansa sampai pagi. Dia terkejut saat sadar bahwa dia lupa mengembalikan bajunya pada Ibu Teri. Dia berlari keluar istana dan masuk ke Gubuk Derita nya. Dia sembunyi di kolong tempat tidurnya. Tiba-tiba muncul Ibu Teri dengan raut muka yang sangat marah.
 “Wahai gadis tak tahu diri, mengapa kau tak menepati janjimu?!” teriak Ibu Teri.
 “Maafkan aku, aku lupa dengan janjiku”, jawab Era pake muka polos.
 “Gara-gara kamu, tadi malam aku tidak dapat langganan! Terkutuk kamu!” Ibu Teri mengayunkan tongkat sihirnya.
 Sesaat Era berubah menjadi hewankecil berwarna coklat, lengkap dengan 2 antena UHF di kepalanya, yang di beri nama KECOA oleh Ibu Teri. Lalu Ibu Teri meninggalkan hewan itu sendiri di Gubuk Derita yang sangat kumuh itu, kemudian Ibu Teri pergi dengan angkot lagi.

0 komentar:

Posting Komentar