Labels

Rabu, 09 Januari 2013

Budaya Orang Indonesia Menurut Orang Jepang

Oleh : Ana Marita

Prof. Nagano, staf pengajar Nihon University memberikan kuliah intensive course dalam bidang Asian Agriculturedi IDEC Hiroshima University. Beliau sering menjadi konsultan pertanian di negara-negara Asia termasuk Indonesia. Ada beberapa hal yang menggelitik yang beliau utarakan sewaktu membahas tentang Indonesia.
1.      Orang Indonesia suka rapat dan membentuk panitia macam-macam. Setipa ada kegiatan selalu dirapatkan dulu, tentunya dengan konsumsinya sekalian. Setelah rapat perlu dibentuk panitia kemudian diskusi berulang kali, saling kritik, dan merasa idenya paling benar dan akhirnya pelaksanaan tertunda-tunda padahal tujuannya program tersebut sebelumnya baik.



2.      Budaya Jam Karet
Selain dari beliau, saya sudah beberapa kali beertemu dengan orang asing yang pernah ke Indonesia. Ketika saya tanya kebudayaan apa yang menurut anda terkenal dari Indonesia dengan spontan mereka menjawab: Jam Karet! Saya tertawa tapi sebetulnya malu dalam hati. Sudah sebegitu parahkah disiplin kita?
3.      Kalau bisa dikerjakan besok kenapa tidak?
Kalau orang lain berprinsip kalau bisa dikerjakan sekarang kenapa ditunda besok? Saya pernah malu juga oleh tudingan Sensei saya sendiri tentang orang Indonesia. Beliau mengatakan, Orang Indonesia mempunyai budaya menunda-nunda pekerjaan.
4.      Umumnya tidak mau turun ke lapangan
Beliau mencontohkan ketika dia mau memberikan pelatihan kepada para petani, pendampingnya dari direktorat pertanian datang dengan safari lengkap padahal beliau sudah datang dengan work wear beserta sepatu boot. Pejabat tersebut hanya memberikan petunjuk tanpa bisa turun ke lapang, kenapa? Karena mereka datangnya pakai safari dan ada yang berdasi. Begitulah beliau menggambarkan orang Indonesia yang hebat sekali dalam bicara dan memberikan instruksi tapi jarang yang mau turun langsung ke lapangan. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kita sudah terlalu sering di nina bobo kan oleh istilah Indonesia kaya masyarakatnya yang gotong-royong, ada Pancasila, agamanya kuat, dan lain-lain. Dan itu hanyalah istilah, kenyataannya bisa kita lihat sendiri. Ternyata negara kita hancur-hancuran, bahkan susah untuk recovery lagi, mana sifat gotong-royong yang membuat negara seperti Korea, bisa bangkit kembali. Kita selalu senang dengan istilah tanpa action. Kita terlalu banyak diskusi, saling lontar ide, kritik, akhirnya waktu terbuang percuma tanpa action. Karena belum apa-apa sudah ramai duluan. Kapan kita akan sadar dan introspeksi akan kekurangan-kekurangan kita dan tidak selalu menjelek-jelekkan orang lain? Selama itu belum terjawab kita akan terus seperti ini, menjadi negara yang katanya sudah mencapai titik minimal untuk disebut negara beradab dan tetap terbelakang di segala bidang. Mudah-mudahan pernyataan beliau menjadi peringatan bagi kita semua, terutama saya pribadi agar bisa lebih banyak belajar dan mampu merubah diri untuk menjadi yang lebih baik.... Well, what do you think?

0 komentar:

Posting Komentar