Labels

Materi Kuliah


EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN

A.    Pengertian Evaluasi Media Pembelajaran
                 Worthen dan Sanders  (1979 : 1) evaluasi adalah mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur tertentu. Karenanya evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia sebab hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang. Seorang manusia yang telah mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginannya semula.
             
Evaluasi merupakan bagian integral dari seluruh proses penggunaan media pembelajaran. Evaluasi merupakan suatu tahap yang mesti dilewati atau dilakukan. Ia adalah proses penentuan kesesuaian pembelajaran dan belajar (Seel dan Richey, 1994: 138).
                      Evaluasi media pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk mengetahui apakah media yang digunakan dalam proses belajar-mengajar tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.  Mengevaluasi penggunaan media berarti mengkonfrontortir kembali antara fungsi dan prinsip dengan hasil yang dicapai dalam pembelajaran. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
                 Untuk memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran dan evaluasi kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.
                 Kalau belajar diartikan sebagai proses interaksi dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan tingkah laku pengetahauan (kognitif), ketrampilan (prikomotorik) atau sikap (afektif) maka belajar tidak harus dipersyaratkan dengan adanya guru yang mengajar. Interaksi dengan media sebagai salah satu lingkungan belajar dapat menjadi sumber belajar bagi siapa saja (Sadiman, dkk, 2007:1-3).
                 Penilaian atau evaluasi media pembelajaran bertujuan untuk melihat apakah penggunaan media itu bisa membentuk atau mempengaruhi tingkah laku pelajar atau tidak. Serta untuk mengetahui apakah media yang digunakan dalam proses belajar mengajar dapat mencapai tujuan.
    
B.     Tujuan Evaluasi Media Pembelajaran
              Kekuatan dan kelemahan dari media pembelajaran yang telah dibuat oleh guru biasanya dapat diketahui dengan lebih jelas dan setelah program tersebut dilaksanakan di kelas dan dievaluasi dengan seksama. Hasil yang diperoleh dari evaluasi akan memberi petunjuk kepada guru tentang bagian-bagian mana dari media pembelajaran tersebut yang sudah baik dan bagian mana pula yang belum baik sehingga belum dapat mencapai tujua dari pengembangan media pembelajaran yang dalam hal ini diharapkan terkait dengan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah disusun.
               Atas dasar hasil evaluasi tersebut dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan, baik pada waktu media tersebut sedang digunakan maupun setelah digunakan. Perbaikan yang dilakukan setelah media ini selesai digunakan, akan berguna untuk keperluan penyempurnaan media pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.
               Terkait dengan uraian tersebut, evaluasi media yang dilaksanakan pada dasarnya difokuskan kepada beberapa tujuan yaitu:
a.    Memilih media pendidikan yang akan digunakan oleh kelas.
b.    Untuk melihat prosedur/mekanisasi penggunaan suatu alat.
c.    Untuk memeriksa apakah tujuan penggunaan alat tersebut telah tercapai.
d.   menilai kemampuan guru menggunakan media pendidikan.
e.    Memberikan informasi untuk kepentingan administrasi.
f.     Untuk memperbaiki alat media itu sendiri.


C.    Jenis dan Tahapan Evaluasi Media Pembelajaran
                  Terdapat beberapa penilaian dalam mengevaluasi media pembelajaran. yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
1.      Berdasarkan Prosesnya
                        Apabila dikaitkan dengan tujuan evaluasi sebagaimana yang telah dikemukakan, maka ada berbagai jenis evualuasi terhadap media pembelajaran. Berdasarkan prosesnya, evaluasi media ini terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
                        Evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang efektifitas dan efisien bahan-bahan pembelajaran (dalam hal ini medianya) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Data-data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien.
                        Evaluasi sumatif ada tiga tahap yaitu evaluasi satu lawan satu (one to one), evaluasi kelompok kecil (small group evaluation), dan evaluasi lapangan (field evaluation).
a.         Evaluasi Satu lawan Satu (One to One)
Pada tahap ini seorang designer memiilih beberapa orang siswa (tidak lebih dari tiga orang) yang dapat mewakili populasi target dari media yang dibuat. Sajikan media tersebut kepada mereka secara individual. Kalau media itu didesain untuk belajar mandiri, biarkan siswa mempelajarinya, sementara pengembang (developer) mengamatinya. Kedua orang siswa yang telah dipilih tersebut hendaknya satu orang dari populasi target yang berkemampuan yang umumnya sedikit di bawah rata-rata dan satu orang lagi diatas rata-rata. Dengan kata lain, dalam menentukan kelompok ini variasi kemampuan akademis populasi target dipertimbangkan.
Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a.         Jelaskan kepada siswa bahwa designer sedang merancang suatu media baru dan ingin mengetahui bagaimana reaksi siswa terhadap media yang sedang dibuat.
b.        Menjelaskan kepada siswa bahwa apabila nanti siswa berbuat salah hal itu bukanlah karena kekurangan siswa, tetapi kekurangsempurnaan media tersebut, sehingga perlu diperbaiki.
c.         Diusahakan agar siswa bersikap rileks dan bebas mengemukakan pendapatnya tentang media tersebut.
d.        Memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap topik yang dimediakan.
e.         Menyajikan media dan mencatat lamanya waktu yang dibutuhkan, termasuk siswa untuk menyajikan/mempelajari media tersebut, catat pula bagaimana reaksi siswa dan bagian-bagian yang sulit untuk dipahami, apakah contoh- contohnya, penjelasannya, petunjuk-petunjuknya, ataukah yang lain.
f.         Memberikan tes (posttest) untuk mengukur keberhasilan media tersebut.
g.        Analisis informasi yang terkumpul.
                 Beberapa informasi yang dapat diperoleh melalui kegiatan ini antara lain kesalahan pemilihan kata atau uraian-uraian yang tidak jelas, kesalahan dalam memilih lambang-lambang visual, kurangnya contoh, terlalu banyak atau sedikitnya materi, urutan penyajian yang keliru, pertanyaan atau petunjuk kurang jelas, tujuan tak sesuai dengan materi, dan sebagainya.
Jumlah dua orang untuk kegiatan ini adalah jumlah minimal. Setelah selesai, dapat dicobakan kepada beberapa orang siswa yang lain dengan prosedur yang sama. Selain itu dapat juga dicobakan kepada ahli bidang studi (content expert). Mereka seringkali memberikan umpan balik (feedback) yang beranfaat. Atas dasar atau informasi dari kegiatan-kegiatan tersebut akhirnya revisi media dilakukan sebelum dicobakan
.
b.      Evaluasi Kelompok Kecil (Small Group Evaluation)
Pada tahap ini media perlu dicobakan kepada 10-12 orang siswa yang dapat mewakili populasi target. Jumlah 10 merupakan jumlah minimal, sebab kalau kurang dari jumlah tersebut data yang diperoleh kurang dapat menggambarkan populasi target. Sabaliknya jika lebih dari 12, data atau informasi melebihi yang diperlukan, akbibatnya kurang bermanfaat untuk dianalisis dalam kelompok kecil.
Siswa yang dipilih dalam kegiatan ini hendaknya mencerminkan karakteristik populasi.Usahakan sampel tersebut terdiri dari siswa-siswa yang kurang pandai, sedang, dan pandai, laki-laki dan perempuan, berbagai usia dan latar belakang.
Prosedur yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a.         Designer bahwa media tersebut berada pada tahap formatif dan memerlukan umpan balik (feedback) untuk menyempurnakannya.
b.        Memberikan tes awal (pretest) untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan siswa tentang topik yang disediakan. Sajikan media atau meminta kepada siswa untuk mempelajari media tersebut.
c.         Designer mencatat waktu yang diperlukan dan semua bentuk umpan balik (feedback) baik langsung maupun tak langsung selama penyajian media.
d.        Memberikan tes (posttest) untuk mengetahui sejauh mana tujuan dapat dicapai
e.         Memberikan atau membagikan kuesioner dan meminta siswa untuk mengisinya. Apabila memungkinkan, adakan diskusi yang mendalam dengan beberapa siswa. Beberapa pertanyan yang perlu didiskusikan antar lain: (a) menarik tidaknya media tersebut, apa sebabnya, (b) mengerti tidaknya siswa akan pesan yang disampaikan, (c) konsistensi tujuan dan meteri program, cukup tidaknya latihan dan contoh yang diberikan. Apabila pertanyan tersebut telah ditanyakan dalam kuesioner, informasi yang lebih detail dan jauh dapat dicari lewat diskusi.
f.         Menganalisa data yang terkumpul. Atas dasar ini umpan balik semua ini, media dapat dilakukan penyempurnaan.
c.       Evaluasi Lapangan (Field Evaluation)
Evaluasi lapangan adalah tahap akhir dari evaluasi formatif yang perlu dilakukan. Evaluasi lapangan diusahakan situasinya semirip mungkin dengan situasi sebenarnya. Setelah melalui dua tahap evaluasi di atas tentulah media yang dibuat sudah mendekatki kesempurnaan. Namun dengan hal itu masih harus dibuktikan. Melalui evaluasi lapangan inilah, kebolehan media yang kita buat itu diuji. Dalam melakukan evaluasi lapangan seorang designer memilih sekitar 30 orang siswa sambil memperhatikan beragam karakteristik seperti kepandaian, kelas sosial, latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar, dan lain sebagainya sesuai dengan karakteristik sasaran.
Satu hal yang perlu dihindari baik untuk dua tahap evaluasi terdahulu dan terutama untuk evaluasi lapangan adalah apa yang disebut “efek halo” (hallo effect). Situasi seperti ini muncul apabila media dicobakan pada kelompok responden yang salah. Maksudnya kita dapat membuat program film bingkai atau transparansi OHP dan film kepada siswa-siswa yang belum pernah memperoleh sajian dengan transparansi atau melihat film. Pada situasi seperti ini, informasi yang diperoleh banyak dipengaruhi oleh sifat kebaruan tersebut sehingga kurang dapat dipercaya.
Prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:
                                    a.      Mula-mula designer memilih siwa-siwa yang benar-benar mewakili populasi target, kira-kira 30 orang siswa. Usahakan agar mereka mewakili berbagai tingkat kemampuan dan ketramnpiulan siswa yang ada. Tes kemampuan awal (pretest) perlu dilakukan jika karakteristik siswa belum diketahui. Atas dasar itu pemilihan siswa dilakukan. Akan tetapi, jika designer benar-benar mengenal siswa-siswa yang akan dipakai dalam uji coba, maka tes itu tidak pelu dilakukan.
                                    b.      Designer menjelaskan kepada siswa maksud uji lapangan tersebut dan apa yang harapkan designer pada akhir kegiatan. Haryono,
                                    c.      Pada umumnya siswa tak terbiasa untuk mengkritik bahan-bahan atau media yang diberikan. Hal itu karena siswa beranggapan sudah benar dan efektif. Usahakan siswa bersikap rileks dan berani mengupayakan penilaian. Jauhkan sedapat mungkin perasaan bahwa uji coba menguji kemampuan siswa.
b.      Memberikan tes awal untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan keteramnpilan siswa terhdap topik yang dimediakan.
c.       Menyajikan media tersebut kepada siswa. Bentuk penyajiannya tentu sesuai dengan rencana pembuatannya; untuk prestasi kelompok besar, untuk kelompok kecil atau belajar mandiri.
d.      Designer mencatat semua respon yang muncul dari sisiwa selama kajian. Begitu pula, waktu yang diperlukan.
e.       Berikan tes untuk mengukur seberapa jauh pencapaian hasil belajar siswa setelah sajian media tersebut. Hasil tes ini (posttest) dibandingkan dengan hasil tes pertama (pretest) akan menunjukan seberapa efektif dan efisien dari media yang dibuat.
f.       Memberikan kuesioner untuk mengetahui pendapat atau sikap sisw terhadap media tersebut dan sajian yang diterimanya.
g.      Designer meringkas dan menganalisis data-data yang telah diperoleh dengan kegiatan-kegiatan tadi. Hal ini meliputi kemampuan awal, skor test awal dan tes akhir, waktu yag diperlukan, perbaikan bagian-bagian yang sulit, dan pengayaan yang diperlukan, kecepatan sajian dan sebagainya.
h.      Setelah menempuh ketiga tahap ini dapatlah dipastikan kebenaran efektivitas dan efisiensi media yang kita buat.
2.      Berdasarkan Objek yang di Evaluasi
Berdasarkan objek yang dievaluasi, maka evaluasi media pembelajaran akan terkait dengan evaluasi fungsi media, penggunaan media oleh guru, dan evaluasi pengelolaan/administrasi media.
Berkaitan dengan berbagai jenis evaluasi media berdasarkan objeknya tersebut, maka pada bagian ini hanya akan disajikan evaluasi media yang terkait denagn fungsi media. Misalnya evaluasi terhadap media grafis, media yang diproyeksikan, OHP, media gambar diam, media audio dan lain sebagainya. Format untuk mengevaluasi media-media diatas, disajikan secara sederhana dalam bentuk daftar cek (checklist). Guru tinggal menandai nilai dari kriteria-kriteria media yang dinilai. Daftar cek dalam penilaian ini dapat diubah, dikembangkan dan dimodifikasi oleh guru sesuai dengan kebutuhan sekolah masing-masing.
( H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman : 2002)
D.    Fungsi Evaluasi Media Pembelajaran
1.      Evaluasi Berfungsi Selektif
Dengan cara mengadakan evaluasi guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi terhadap siswanya, seleksi ini mempunyai tujuan.
a. Untuk memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu.
b. Untuk memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya.
c. Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
d. Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah tersebut.

2.      Evaluasi berfungsi sebagai penempatan
Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di negera barat, adalah sistem belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket belajar, baik berbentuk modul maupun paket belajar yang lain.

3.      Evaluasi berfungsi diagnoiostik
Apabila alat yang digunakan dalam evaluasi cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa.
Evaluasi berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan. Dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.

E.     Prinsip Evaluasi Media Pembelajaran
1.    Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen integral dalam program pengajaran di samping tujuan intruksional, materi dan metode pengajaran.
2.    Keterlibatan siswa
Hal ini berkaitan erat dengan metode belajar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang menuntut keterlibatan siswa aktif, siswa mutlak.
3.    Koherensi
Evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur.
4.    Pedagogis
Di samping sebagai alat penilai hasil / pencapaian belajar, evaluasi juga perlu diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari segi pedagogis.
5.    Akuntabilitas
                  Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban (accountability).
F.     Teknik Evaluasi Media Pembelajaran
 Teknik non tes
a.       Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan.
b.      Kuesioner
Kuesioner juga sering dikenal sebagai angket. Pada dasarnya kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh yang akan diukur (responden).
Macam-macam kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi.
1)        Ditinjau dari segi siapa yang menjawab
a)     Kuesioner langsung

Jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.
b)   Kuesioner tidak langsung
Adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh orang yang bukan dimintai keterangannya.
2. Ditinjau dari segi cara menjawab
a. Kuesioner tertutup
Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengna menyediakan pilihan jawaban langkah sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
b. Kuesioner terbuka
Kuesioner terbbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapat.
c. Daftar cocok (check list)
Kuesioner cocok adalah deretan pertanyaan (yang biasanya singkat-singkat). Dimana respondent yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (Ö) ditempat yang telah disediakan.
d. Wawancara (interview)
Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
Wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara:
1. Interviu bebas
2. Interviu terpimpin
e. Pengamatan (observasi)
Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta secara sistematis. Ada 3 macam observasi.
1. Observasi partisipan
2. Observasi sistematik
3. Observasi eksperimental
f. Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya.
Teknik tes
                  Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampun atau bakat yang dimiliki oleh individu / kelompok.
Ditinjau dari segi kegunaan mengukur siswa maka dibedakan atas 3 macam tes
1. Tes diagnostik
2. Tes formatif
3. Tes sumatif

G.    Ciri-Ciri Efektif Media Pembelajaran
Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien.
Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah menguasai penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Agar media pembelajaran dapat berfungsi secara efektif, terdapat beberapa kriteria yang harus terpenuhi, seperti yang dipaparkan oleh Nana Sudjana dan Ahmad Rivai :
  1. Ketepatan dengan tujuan pengajaran, artinya bahan pelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
  2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
  3. Kemudahan dalam memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh.
  4. Keterampilan guru dalam menggunakan, apapun jenis media yang diperlukan syarat utamanya adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran.
  5. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga dapat bermanfaat bagi siswa.
  6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa

H.    Langkah-langkah Evaluasi Media Pembelajaran
Menurut Thiagarajan dan Stolovitch ada enam tahap evaluasi dalam pengembangan poembelajaran, yaitu self appraisal, expert appraisal, individual tryout, group tryoutdan maintance evaluation.
Lima tahap yang pertama dari keenam evaluasi tersebut adalah termasuk evaluasi formatif yang merupakan tanggung jawab pengembang media. Secara ringkas, ke lima tahap evaluasi tersebut dapat dijelaskan sebagi berikut:
  1. Self appraisal, yaitu evaluasi yang di lakukan oleh pengembang sendiri terhadap rancangan, naskah atau prototype program media yang sedang di kembangkan.
  2. Expert appraisal, yaitu kegiatan mencari informasi/umpan balik terhadap rancangan, naskah atau prototype dari para ahlai di bidangnya masing-masing.
  3. Individual tryout, yaitu evaluassi terhadap rancangan, naskah atau prototype dengan jalan melakukan uji coba terhadap beberapa calon sasaran secara perorangan. Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang di anggap penting yang ada dalam draft pertama program media untuk kemudian bisa diperbaiki dengan segera.
  4. Group tryout (evaluasi kelompok kecil); Informasi ini misalnya: penggunaan istilah, bahasa sajian, kesesuaian contoh, kejelasan petunjuk, dan lain-lain.
  5. Group tryout (evaluasi kelompok kecil); dilakukan untuk mengetahui apakah revisi-revisi yang telah dilakukan pada tahap terdahulu sudah efektif. Selain itu evaluasi juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan program yang masih tersisa, serta untuk mengetahui sejauh mana kemungkinan program ini dapat di manfaatkan dengan mudah oleh calon sasaran. Sasaran evaluassi ini adalah sekelompok kecil orang yang merupakan sampel sasaran. Usahakan mereka memiliki karakteristik yang bervariasi sesuai keadaan populasi sasaran. Pada tahap evaluasi ini bahan-bahan yang diuji cobakan sebaiknya sudah dalam bentuk yang lebih baik atau lengkap, meskipun dalam bentuk final.
  6. Field evaluation, merupakan tahap terakhir dari evaluasi formatif dalam pengembangan media pembelajaran. Evaluasi ini dilakukan terhadap calon sasaran langsung ke lapangan di beberapa lokasi yang sedapat mugkin mewaliki kondisi yang sebenarnya. Biasanya evaluasi ini dilakukan setelah program media diproduksi dalam bentuk prototipenya. Setelah melalui tahap-tahap evaluasi serta revisi-revisi sebelumnya, tentunya program media yang kita buat telah mendekati sempurna baik kemasan maupun isinya. Namun apakah program itu benar-benar sesuai dengan tujuannya, masih harus di buktikan melalui tahap evaluasi ini.
Demikian, tahap-tahap evaluasi dalam rangka pengembangan program media pembelajaran. Setiap tahap evaluasi menghasilkan informasi atau umpan balik yang merupakan bahan penting untuk merevisi dan menyempurnakan program yang kita kembangkan. Jika evaluasi ini dilakukan secara sistematis merupakan bagian integral dalam kegiatan pengembangan pembelajaran, maka diharapkan kita akan menghasilkan sebuah model program media pembelajaran yang sesuai dengan tujuannya. Selanjutnya setelah kita benar-benar yakin bahwa proram tersebut sudah layak dari berbagai aspek, maka master program ini dapat digandakan dan sebarkan sesuai kebutuhan.
Beberapa prosedur yang dapat dilakukan dalam melakukan evaluasi lapangan terhadap media sebagi berikut:
1.    Mula-mula pilih siswa yang benar-benar mewakili populasi target (kira-kira 30 orang). Usahakan agar mereka mewakili berbagai tingkat kemampuan dan keterampilan siswa yang ada.
2.    Jelaskan kepada mereka maksud dan tujuan uji lapangan dan apa yang diharapkan pada akhir kegiatan, dan usahakan para siswa bersiakp rileks dan berani menungkapkan penilaian.
3.    Berikan tes awal untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan keterampilan mereka terhadap topik yang disajikan lewat media.
4.    Sajikan media tersebut kepada mereka sesuai dengan rencana pembuatannya (untuk presentasi kelompok besar kecil atau belajar mandiri)
5.    Catat semua respon yang munculdari siswa selama penyajian, begitu pula dengan waktu yang diperlukan.
6.    Berikan tes untuk mengukur seberapa jauh pencapaian hasil belajar siswa setelah sajian media tersebut. Hasil tes (post test) dibandingkan dengan hasil tes pertama (pre test), sehingga dapat dilihat seberapa efektif dan efesien media yang telah di buat.
7.    Berikan kuesioner untuk mengetahui pendapat atau sikap mereka terhadap media tersebut dan sajian yang diterimanya.
8.    Ringkas dan analisis data-data yang di peroleh dengan kegiatan tadi (kemampuan awal, skor tes awal dan tes akhir, waktu yang diperlukan, perbaikan bagian-bagian yang sulit, pengayaan yang diperlukan, kecepatan sajian dan sebagainya)
9.    Atas dasar itu media diperbaiki dan semakin disempurnakan.
Adapun cara dalam melakukan evaluasi media melalui kelompok kecil (kira-kira 10-20 orang) adalah sebagi berikut:
1.    Jelaskan bahwa media tersebut berada pada tahap formatif dan memerlukan umpan balik untuk menyempurnakan.
2.    Berika tes awal (pre test) untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan siswa tentang topik yang akan di sajikan melalui media tersebut.
3.    Sajikan media atau minta kepada siswa untuk mempalajari media tersebut.
4.    Catat waktu yang diperlukan dan semua bentuk umpan balik selama penyajian.
5.    Berikan tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan bisa tercapai (post test)
6.    Berikan kuesioner dan minta siswa untuk mengisinya. Apabila mungkin mengadakan diskusi yang mendalam dengan beberapa siswa. beberapa pertanyaa yng perlu didiskusikan antara lain:
1.    Menarik tidaknya media tersebut
2.    Apa sebabnya
3.    Mengerti tidaknya siswa tentang pesan yang disampaikan
4.    Konsistensi tujuan dan materi program
5.    Cukup atau tidaknya latihan dan contoh yang diberikan.
6.    Analisis data-data yang diperlukan
Sementara itu jika evaluasi medianya dilakukan melalui pola satu lawan satu dapat menggunakan langkah-langkah sebagi berikut:
1.    Jelaskan kepada siswa bahwa guru sedang merancang media baru dan guru ingin mengetahui bagaimana reaksi siswa terhadap media yang guru buat tersebut.
2.    Sampaikan kepad siswa bahwa apabila nanti mereka berbuat salah, bukanlah karena kekurangan mereka melainkan karena kekurang sempurnaan media tersebut, sehingga perlu diperbaiki.
3.    Usahakan agar siswa bersikap rileks dan bebas mengemukakan pendapatnya tentang media tersebut.
4.    Selanjutnya, berikan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap topik yang disajikan melalui media terrsebut.
5.    Sajikan media dan catat berapa lama waktu yang guru butuhkan atau dibutuhkan siswa untuk menyajikan atau mempelajari media tersebut dan catat pula bagaimana reaksi siswa dan bagian-bagian mana yang sulit untuk di pahami.
6.    Berikan tes yang mengukur keberhasilan media tersebut (post tes).
7.    Analisis informasi yang terkumpul

I.     Kriteria Evaluasi Media Pembelajaran
          Beberapa kriteria dalam mengevaluasi media pembelajaran yang perlu diperhatikan antara lain adalah:
a. Relevan dengan tujuan pendidikan atau pembelajaran
b. Persesuain dengan waktu, tempat, alat-alat yang tersedia, dan tugas pendidik
c. Persesuaian dengan jenis kegiatan yang tercakup dalam pendidikan
d. Menarik perhatian peserta didik
e. Maksud dan tujuan dari media pembelajaran harus dapat dipahami oleh peserta didik.
f.   Sesuai dengan kecakapan dan pribadi pendidik yang bersangkutan
g.   Kesesuaian dengan pengalaman atau tingkat belajar yang dirumuskan dalam silabus
h. Keaktualan (tidak ketinggalan zaman)
i. Cakupan isi materi atau pesan yang ingin disampaikan
j. Skala dan ukurak. bebas dari bias ras, suku, gender





0 komentar:

Posting Komentar