“Maaf say, aku sedang nganterin ibuku” (padahal sedang
berlibur sama temannya).
“Ok deh nanti saya pasti datang ke rumahmu” (padahal dia
belum tentu datang).
“Besok Pak tugas saya kumpulkan” (ditunggu 2 hari tugas belum
dikumpulkan).
Sekilas
kalimat itu sering diucapkan oleh beberapa orang pada saat ini, dimana begitu
mudahnya mengucapkan janji dan perkataan, tanpa memahami makna dari sebuah
perkataan. Ya, sebuah kejujuran.
Jujur adalah sebuah kata yang telah dikenal oleh hampir semua orang. Bagi yang telah mengenal kata jujur mungkin sudah tahu apa itu arti atau makna dari kata jujur tersebut. Namun masih banyak yang tidak tahu sama sekali dan ada juga hanya tahu maknanya secara samar-samar.
Jujur adalah sebuah kata yang telah dikenal oleh hampir semua orang. Bagi yang telah mengenal kata jujur mungkin sudah tahu apa itu arti atau makna dari kata jujur tersebut. Namun masih banyak yang tidak tahu sama sekali dan ada juga hanya tahu maknanya secara samar-samar.
Kata jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sikap seseorang. Bila seseorang berhadapan dengan suatu maka seseorang itu akan memperoleh gambaran tentang sesuatu tersebut. Bila seseorang itu menceritakan informasi tentang gambaran tersebut kepada orang lain tanpa ada “perubahan” (sesuai dengan realitasnya) maka sikap yang seperti itulah yang disebut dengan jujur.
Perlu
juga diketahui bahwa ada juga seseorang memberikan berita atau informasi
sebelum terjadinya peristiwa atau fenomena. Misalnya seseorang mengatakan dia
akan hadir dalam acara ultah temannya. Kalau memang dia hadir pada waktu dan
tempat yang telah disampaikannya itu maka seseorang itu bersikap jujur. Dengan kata lain jujur berarti
mencocokkan atau menyesuaikan ungkapan (informasi) yang disampaikan dengan
realisasi (fenomena).
Ternyata
kejujuran senantiasa melahirkan kebaikan bagi pelakunya, dikatakan buah dari
sebuah kejujuran adalah hati senantiasa akan terasa tenang, karena kejujuran
senantiasa bersanding dengan syari’at dan akal sehat.
Kejujuran
sendiri terbagi daam beberapa bagian pertama
jujur dari setiap ucapan, artinya setiap perkataan yang keluar dari lisannya
senantiasa menyuarakan kebenaran kedua ikhlas
untuk Allah, artinya kejujuran itu lahir untuk Allah, baik dalam perkataan
maupun perbuatan ketiga jujur dalam
tekad, yaitu dengan menepati segala azam yang telah tersirat dalam hati keempat jujur dalam perbuatan, yaitu
dengan menserasikan segala perkataan dengan perbuatan yang dilakukan kelima jujur dalam beribadah, hal ini
terbentuk dalam rangka kecintaan pada Allah dengan jalan taat dan patuh atas
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Jadi, dari uraian di atas dapat diambil
semacam rumusan, bahwa apa yang disebut jujur adalah sebuah sikap dan niat yang
selalu berupaya menyesuaikan atau mencocokkan antara informasi dan kejadian.
Dalam agama sikap seperti inilah yang dinamakan sidiq. Maka jujur iru bernilai
tak terhingga.
0 komentar:
Posting Komentar