Labels

Tentang Purworejo


1. Wisata Gunung, Goa, Air Terjun & Hutan
Buat yang seneng lihat pemandangan indah bisa datang ke tempat-tempat berikut.

a. Goa Seplawan
      Goa Seplawan terletak di Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing dengan jarak tempuh 20 km ke arah timur dari pusat kota dengan ketinggian 700 m di atas permukaan laut sehingga udaranya sangat sejuk. Goa ini memiliki ciri khusus ornamen yang terdapat di dalam goa, antara lain: stalaktit, stalakmit, flow stone, helekit, soda straw, gouwer dam, dan dinding-dinding berornamen seperti bentuk kerangka ikan. Keadaan sekitar goa ini sangat mengesankan dengan pemandangan alam yang begitu indah ditumbuhi flora antara lain lumut (di mulut goa), paku-pakuan dan panorama hutan pinus yang asri. Para pengunjung juga dapat menikmati taman bunga di sekitar goa. Panjang Goa Seplawan + 700 m dengan cabang-cabang goa sekitar 150 – 300 m dan berdiameter 15 m. Goa alam yang sangat menakjubkan ini menjadi sangat terkenal dengan diketemukannya arca emas Dewa Syiwa dan Dewi Pawestri seberat 1,5 kg pada tanggal 28 Agustus 1979 yang kini disimpan di Museum Nasional Jakarta. Obyek wisata ini merupakan potensi wisata yang sangat digemari oleh wisatawan karena disamping keindahan obyeknya, goa ini juga telah dilengkapi beberapa fasilitas penunjang lain seperti listrik sebagai penerang dalam goa, MCK, dan taman. Bahkan pada kawasan ini sudah dibangun gardu pandang dan arena perkemahan (camping ground).

b. Curug Muncar
      Air terjun Curug Muncar terletak 45 km arah barat laut dari pusat Kota Purworejo. Tepatnya terletak di Desa Kaliwungu, Kec. Bruno, di Kawasan Perhutani. Air terjun ini berada di ketinggian 900 m diatas permukaan laut. Curug Muncar ini masih sangat alami, belum tersentuh oleh bermacam-macam teknologi manusia. Oleh karena itu jika Anda menyukai petualangan alam maka Curug Muncar dapat menjadi pilihan yang tepat. Disarankan, bila Anda ingin berpetualang ke lokasi ini, sebaiknya persiapkan fisik Anda karena jalan menuju lokasi relatif menanjak, sehingga dikhawatirkan bila fisik anda lemah tidak dapat sampai ke tujuan. Bagaimanapun lokasi ini cocok bagi para pencinta alam dan pendaki gunung. Bila Anda tiba di lokasi akan terasa betapa agungnya Sang Pencipta alam ini. Kesejukan air dan udara akan menyertai Anda sepanjang waktu. Bila Anda ingin mencoba mandi alam, disinilah pilihan yang tepat. Pengunjung yang pernah ke lokasi ini umumnya mengaku puas dapat menikmati keasrian alam sebagai kekayaan bumi nusantara.

c. GEGER MENJANGAN
      Kawasan pegunungan, termasuk barisan bukit menoreh. Dari puncak bukit ini kita bisa meandang lepas kota Purworejo, bahkan jauh ke selatan, pantai selatan. Jalan setapak yang mendaki menjadi keasyikan tersendiri asyik untuk jalan-jalan. Perjalanan dari pintu masuk obyek hingga puncak bukit memang cukup mengasyikkan. Wisatawan ditantang untuk membuktikan kehandalan tenaga dengan mendaki bukit yang tingginya sekitar 175 m di atas permukaan laun. Setelah sampai di puncak, wisatawan akan menemukan sebuah bangunan berukuran 6 x 10 meter, itulah gardu pemanfangan yang sengaja dibangun untuk menikmati keindahan Kota Purworejo dan Pantai Selatan.Selain itu, kawasan Geger Menjangan masih menawarkan beberapa obyek rekreasi lainnya, yaitu taman permainan anak dan kolam renang. Kolam renang dan taman pemancingan terletak di pintu masuk kawasan. Untuk mencapai ke sana bisa naik angkutan jurusan Kalibata, jalan yang arah ke Magelang, dekat dengan pusat kota kabupaten.

d. CURUG SILANGIT
      Beberapa daerah di Purworejo memiliki aset wisata yang potensial untuk dikembangkan. Salah satu obyek potensial yang belum tergali adalah Curug Silangit yang terdapat di daerah Kaligesing tepatnya di dusun Jeketro desa Kaligono.
Lokasi Curug Silangit ini sangat mudah dijangkau, karena letaknya tak jauh dari tepi jalan raya Kaligesing. Perjalanan menuju ke sana bisa ditempuh dengan angkutan umum ataupun kendaraan pribadi. Jika menggunakan angkutan umum, bisa menggunakan angkutan umum jurusan Purworejo-Kaligesing yang terminal angkotnya berada di belakang Pasar Baledono. Dari terminal tersebut turun di Palpitu kemudian jalan kaki sekitar 15-30 menit ke arah kanan yang juga merupakan jalur menuju ke obyek wisata Goa Seplawan. Lokasi Curug Silangit bisa ditanyakan kepada penduduk setempat. Karena di daerah tersebut juga banyak terdapat rumah penduduk.
      Sedangkan bagi pengguna kendaraan roda dua atau roda empat, kendaraan bisa diparkirkan di halaman rumah penduduk sekitar yang memang sering dijadikan tempat parkir oleh para pengunjung. Dari lokasi tempat parkir menuju ke lokasi curug bisa ditempuh lebih kurang sekitar 15 menit.
Salah satu daya tarik Curug Silangit adalah karena Curug tersebut mempunyai 3 tingkatan curug(terjunan air). Curug pertama atau yang paling atas sendiri adalah curug yang paling tinggi sekitar 30 meter. Curug kedua sekitar 10 meter atau setinggi pohon kelapa. Dan yang paling bawah juga sekitar 10 meteran. Setiap curug dibawahnya terdapat kedung atau kolam yang sering dijadikan tempat mandi bagi para pengunjung. Tiap-tiap kedung itu rata-rata memiliki kedalaman lebih dari 5 meter. Bahkan salah satu kedung itu pernah diukur oleh penduduk setempat menggunakan bambu yang sangat panjang namun bambu itu tidak sampai menyentuh dasar kedung tersebut. Jadi jika akan mandi ditempat tersebut harus hati-hati, dan jika tidak pandai berenang lebih baik untuk berenang dipinggir atau menggunaka pelampung biar lebih aman.
      Curug Silangit biasanya ramai dikunjungi pada hari minggu atau hari libur lainnya. Dan paling ramai adalah jika pada musim penghujan karena air terjun tersebut sangat deras. Pengunjung curug Silangit kebanyakan adalah anak-anak muda. Biasanya jika ingin pergi ke Goa Seplawan banyak yang menyempatkan diri untuk berkunjung ke Curug Silangit karena memang satu akses dengan Jalur menuju Goa Seplawan.

e. Objek Wisata Hutan Purworejo
      Barangkali belum banyak yang tahu kendatipun warga Purworejo asli selain Jatimalang, Gua Seplawan, Curug Bruno, Curug Sumongari, Purworejo mempunyai potensi wisata alam hutan. Yaitu wisata alam dan bumi perkemahan Kusumo Asri di Desa Mayungsari Kecamatan Bener. Kusumo Asri sangat representatif untuk kegiatan outbond dan adventure karena bentuk tanah yang terasiring dengan tumbuhan pinus yang lebat.
Di tempat ini juga terdapat kebun binatang kecil dengan koleksi buaya, burung, kera dan trenggiling.
Selanjutnya area persemaian bibit yang cocok untuk wisata pertanian. Terdapat juga kolam pemancingan dengan ikan gurameh, bawal, nila dan lele.
Di sini juga terdapat aula rapat, wisma lengkap dengan kamar dan MCK.


2. Wisata Pantai 
a. Pantai Jatimalang
     Obyek Wisata ini terletak di desa Jatimalang, kecamatan Purwodadi yang berjarak 18 Km dari pusat Kota Purworejo. Obyek wisata Pantai Jatimalang merupakan obyek wisata alam dengan perpaduan antara hamparan rawa/ tambak dan keindahan Pantai Laut Selatan. Menurut searah, pantai ini pada tahun 1942 pernah dijadikan sebagai tempat pendaratan kapal yang mengangkut tentara Jepang. Hal ini dapat dimungkinkan karena disamping daerahnya sepi, Pantai Jatimalang sangat mudah dijangkau dan tidak begitu jauh dari pemukiman. Obyek wisata ini telah dilengkapi beberapa sarana prasarana seperti jalan hotmix sampai tepi pantai, bangunan gasebo, hiburan cafĂ©, dan karaoke.

b. Pantai Ketawang
      Selain Pantai Jatimalang, di Kabupaten Purworejo masih ada obyek wisata pantai lain yaitu Pantai Pasir Puncu dan Ketawang yang terletak di Desa Harjobinangun, dan Ketawang Kec. Grabag, sekitar 22 km dari pusat kota Purworejo. Pantai Pasir Puncu dan Ketawang memiliki pesona yang hampir sama dengan Pantai Jatimalang. Akses jalan menuju pantai ini juga relatif tidak sulit. Bila kita berangkat dari terminal Harjobinangun jauhnya sekitar 2 km sehingga dapat ditempuh dengan ojek atau dokar. Sehingga para pengunjung dapat menikmati deburan ombak dan semilir angin pantai. Selamat mengunjungi. Problem pantai-pantai inipun tak berbeda dengan Pantai Jatimalang, untuk itu jelas masih diperlukan kehadiran tangan dingin investor atau pebisnis industri pariwisata. Untuk lebih menarik minat pengunjung dan investor Pemda setempat pada momen tertentu menggelar acara lomba pacuan kuda, dan balap motor (racing) di pantai ini. Namun, karena belum terjadwal rutin, penggarapannya pun masih terlihat amatiran. Dalam kaitan ini, di perlukan “tangan” event organizer untuk penyelenggaraannya.

c. Pantai Keburuan
      Pantai ini terletak di desa keburuan, kec ngombol. Pantai ini masih sangat natural. Di pantai ini terdapat muara sungai Jali. Di pantai ini sering di adakan balap perahu dan juga trail game.







3. Wisata Bersejarah 
a. Musium Tosan Aji
      Musium ini berbeda dengan musium Ronggowarsito di Semarang maupun musium lainnya. Karena di musium Tosan Aji ini dipamerkan khusus tosan aji atau barang pusaka. Mulai dari pembuatan awal di beselen sampai pada jenis-jenis pusaka yang ada dan pernah dibuat di Indonesia.




b. Masjid Agung Purworejo

      Masjid Agung ini terkenal karena di sini terdapat bedug terbesar di Indonesia. Dengan diameter sekitar 2 meter lebih dan dibuat sekitar taun 1800-an. Bedug ini biasanya ditabuh hanya pada hari-hari khusus, seperti pada bulan romadlon dan pada hari-hari besar keagamaan.


4. Wisata Kuliner
      Cukup banyak tempat–tempat kuliner di kabupaten Purworejo yang menyediakan menu makanan beraneka ragam dengan harga yang cukup terjangkau, dilihat dari lokasinya terdapat hampir merata di sepanjang jalan dari arah barat mulai dari Butuh, Kutoarjo, Bayan sampai bagelen untuk arah jogja, sedangkan arah magelang sampai Bener. Sedangkan jalur selatan/deandles sudah mulai bermunculan rumah makan dari Grabag sampai Purwodadi meskipun tidak seramai jalur utama.
Untuk waktu malam hari lebih mudah menemukan beraneka kuliner di alun-alun Kutoarjo atau alun-alun Purworejo, meskipun ada beberapa yang cukup ramai namun agak masuk yaitu di sekitar kecamatan Pituruh, alun-alun kemiri, dan Persimpangan Pendowo Purwodadi. Dari sekian tempat kuliner tentunya mempunyai kekhasan masing-masing yang berbeda sehingga kembali ke pembeli untuk menentukan pilihan.
Sebagai referensi penulis kelompokkan kuliner di purworejo yaitu :

a. Sate
      Untuk masakan ini ada beberapa tempat yang sudah cukup dikenal dan mempunyai cita rasa tersendiri. Yaitu:
1) Sate Tupai Ki Bawono Lengser, berada di Butuh desa Klepu arah kanan jalan dari arah Jakarta.
2) Sate Kambing Pak Bedjo di kutoarjo, di jalan P. Diponegoro barat hotel Kencana selatan jalan
3) Sate Tegal, tepatnya depan hotel sawunggalih
4) Sate Kambing Pak Kumis di Bayan, selatan jalan.
5) Sate winong, berada di desa winong , Gebang
Untuk masakan sate masih banyak yang tersebar di alun-alun Purworejo dan Kutoarjo serta dan sepanjang jalan negara di daerah Purworejo. Untuk sate ayam sebagaian besar sate madura dan ada sate ambal.

b. Ayam
      Untuk masakan ini ada beberapa tempat yang sudah cukup dikenal dan mempunyai cita rasa tersendiri. Yaitu:
1) Ayam goreng Podomoro si pojok timur Alun-alun kutoarjo
2) Ayam Goreng Lezat di sebelah barat Indomart 1 kutoajo

c. Bebek
      Untuk masakan ini ada beberapa tempat yang sudah cukup dikenal dan mempunyai cita rasa tersendiri. Yaitu:
1) Bebek goreng P. Dargo, di Terminal lama Purworejo
2) Bebek Goreng Ketawang P. Heri S, di Desa Ketawang, Grabag

d. Makanan & Minuman Enak
1) Kupat Tahu Keturunan
Jl.Raya Kutoarjo menuju Kemiri ( Peturunan ? )kurang lebih 200 meter dari Lampu merah Kalianyar sebelah kiri jalan . No Telp (0275-3141242)






2) Bakso Pak Sukar
3) Dawet Hitam Jembatan Butuh
4) Serabi ala Kutoarjo (alun-alun Kutoarjo). 


Wisata Budaya Tari Dolalak Purworejo

purworejo_ndolalak
Kesenian tari Dolalak merupakan sabuah tarian rakyat yang menjadi primadona tari tradisional di Purworejo. Tarian yang sudah eksis sejak sekitar 85 tahunan ini telah merebak hampir di setiap desa di wilayah Purworejo.


Sejarah terciptanya tarian Dolalak yang menjadikan tarian khas dari Purworejo ini konon bermula dari peniruan oleh beberapa pengembala terhadap gerakan tarian dansa serdadu Belanda. Penamaan Dolalak diambil dari dari dominannya notasi nada do – la – la yang dinyanyikan serdadu Belanda untuk tarian dansa mereka.



Ketika pertama kali tercipta, tarian Dolalak tidak diiringi dengan peralatan instrumen musik, namun menggunakan nyanyian yang dilagukan oleh para pengiringnya. Lagu-lagu yang dicipta biasanya bernuansa romantis bahkan ada yang erotis. Nyanyian tersebut dinyanyikan silih berganti atau terkadang secara koor bersama.



Dalam perkembangannya, iringan musik tarian Dolalak menggunakan instrumen musik jidur, terbang, kecer, dan kendang. Sedang untuk iringan nyanyian menggunakan syair-syair dan pantun berisi tuntunan dan nasehat. Isi syair dan pantun yang diciptakan, campuran dari Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia sederhana.



Untuk kostum penari Dolalak, mengenakan layaknya pakaian serdadu Belanda, pakaian lengan panjang hitam dengan pangkat di pundaknya, mengenakan topi pet,dan berkacamata hitam.



Yang unik dan paling menarik dari tari Dolalak adalah ketika penari memasuki tahap tarian trance ( kemasukan roh halus ). Saat penari mengalami trance yang ditandai dengan mengenakannya kaca mata hitam, penari akan mampu menari berjam-jam tanpa henti. Selain itu gerak tariannya pun berubah menjadi lebih



energik dan mempesona. Kesadaran penari akan pulih kembali setelah sang dukun “ mencabut “ roh dari tubuh sang penari.



Tarian Dolalak, semula ditarikan oleh para penari pria. Namun dalam perkembangannya, tahun 1976 Dolalak ditarikan oleh penari wanita. Dan hampir setiap grup Dolalak di Purworejo, kini semua penarinya adalah wanita. Jarang sekali sekarang ini ditemui ada grup Dolalak dengan penari pria.



Sumber : www.purworejokab.go.id



Alun-Alun Purworejo


Alun-alun merupakan tempat atau ruang terbuka yang bisa digunakan sebagai fasilitas umum. Keberadaan alun-alun sebagai simbol otokrasi Jawa Kuno dengan pola tata kota feodal. Alun-alun akan jadi jantung kota, karena untuk pola tata kota otokrasi Jawa Kuno alun-alun selalu berhadapan dengan kraton, rumah tinggal adipati atau bupati. 

Alun-alun diyakini sebagai simbol kejayaan sebuah negara, kerajaan, kadipaten atau kabupaten. Alun-alun Purworejo merupakan alun-alun kabupaten lama yang cukup luas. Barangkali yang terluas di Jawa Tengah. Luas alun-alun Purworejo enam hektar atau 60.000 meter persegi dengan bentuk segi empat. Baik panjang maupun lebar ukuranya hampir sama. 

Ciri khas pola tata kota Jawa Kuno selalu dengan jantung kota berupa sebuah alun-alun dan ditengahnya berdiri pohon beringin. Di tengah alun-alun Purworejo terdapat sepasang pohon beringin yang didatangkan dari Kraton Yogyakarta. Pendopo Kabupaten Purworejo berada di sebelah utara alun-alun menghadap selatan. 

Disebelah selatan alun-alun dulu menjadi Kantor Karesidenan bagelen dan kini sebagai Kantor Setda Purworejo. Sebelah barat alun-alun terdapat Masjid Agung atau Masjid Darul Muttaqin. Sementara sisi timur berdiri bangunan Gereja. Semua itu merupakan banguan poko yang sejak berdirinya Kabpaten Purworejo sudah dirancang sedemikian rupa oleh RAA Cokronagoro I. 

Pada alun-alun sebelah utara terdapat dua bangunan atau paseban yang berfungsi sebagai tempat beristirahat bagi orang yang ingin menghadap bupati. Sekarang paseban sebelah barat digunakan sebagai kantor KNPI dan sebelah timur untuk kantor KONI. Sejak awal berdirinya Kabupaten Purworejo sampai sekarang pola tata kotanya tidak mengalami perubahan. 

Pola tata kota Purworejo masih pola tata Jawa Kuno. Pola tersebut mempunyai kekhususan yang sampai sekarang sulit dicari bandingannya. Semua tata letak bangunan semetris. Di belakang Pendopo Kabupaten Purworejo terdapat pula alun-alun kecil yang dulu biasa digunakan untuk latihan Bergodho Jayengsekar atau pasukan pengamanan bupati. 

Kini lapangan atau alun-alun kecil tersebut menjadi milik Garnisun dan bisa digunakan untuk kepentingan umum. Seperti diketahui, Purworejo dulu kota administrative yang dengan sendirinya jauh lebih ramai dibanding dengan kota-kota lain yang berada di Karesidenan Bagelen. Namun sejak 1 Agustus 1901 Karesidenan Bagelen terhapus dan kedudukan Purworejo sebagai kota administrative terhapus pula. 

Purworejo kemudian menjadi regent atau kabupaten biasa. Meski kedudukan sebagai kota administrative sudah terhapus, namun tetap saja alun-alun dan sebagainya tidak berubah. Alun-alun purworejo kini menjadi ruang publik sehingga siapapun bisa memanfaatkan.

1 komentar:

  1. Weh matur swun yo min,,aku Asli cah loning,,,tapi aku wez sui ra muleh :) lumayan postingan mu iso nggo kangen2 nan neng ndeso

    BalasHapus