Labels

Selasa, 08 Januari 2013

I’m With You

Oleh : Ana Marita

“Hai Syahla...”
“Iya....” Sapa Ian kepada Syahla saat di depan kelas. Sudah satu minggu ini Ian sering menyapa dan memperhatikan Syahla.
“Siapa sih dia? Kok kamu kenal,” tanya Vita.
“Dia anak A-1 namanya Ian. Dia kan yang kemarin kita ketemu waktu outbond itu, masa lupa sih,” jawab Syahla.
“Oww... dia suka sama kamu kayaknya,” ujar Vita.
“Ngarang aja kamu nie,” kata Syahla.
“Ya mungkin aja benar, kan gak papa. Dia juga cakep ini kan...” lanjut Vita.
“Udah ahh, mendingan kita belajar, kan habis ini ada ulangan Matematika,” ucap Syahla sambil menarik lengan Vita masuk ke kelas.

Kurang beberapa menit sebelum bel tanda masuk berbunyi, Syahla baru saja ingat bahwa ia belum membeli bolpoin baru karena miliknya sudah habis saat pelajaran yang tadi. Syahla mencoba untuk meminjam bolpoin pada teman-temannya namun sayang sekali, mereka tak membawa bolpoin lebih yang bisa ia pinjam.
“Aduh gimana ya? Kan habis ini ada ulangan ,masa pakai pensik sih,” gumam Syahla. Kemudian Ian lewat mau ke ruang kelas yang kebetulan berada di samping kelas Syahla. Tak lupa seperti biasa, Ian selalu menyapa Syahla.
“Syahla.....?” sapa Ian.
“Iya...” jawab Syahla. “Ehh Ian, kamu bawa bolpoin berapa?” lanjut Syahla.
“Kamu mau pinjam?” tanya Ian.
“Iya, soalnya punyaku habis aku lupa belum beli hehehe...” Syahla menjelaskan.
“Ya udah, bentar ya aku ambil dulu,” ujar Ian sambil beranjak pergi.
Beberapa menit kemudian.
“Ini bolpoinnya La, kamu pake aja dulu” kata Ian.
“Makasih ya,” ucap Syahla dan mereka pun kembali ke kelas masing-masing.
Beberapa hari berikutnya, Syahla dan dua orang temannya yaitu Siska dan Deasy mengerjakan tugas bersama di rumah Siska karena mereka mendapatkan tugas kelompok dari ibu Rina. Di saat sedang asyik mengerjakan tugas, tiba-tiba konsentrasi Syahla terpecah ketika Siska berbicara tentang Ian.
“La, tau gak kemarin Ian bilang kalau kamu tu cantik banget gituu,” kata Siska sambil tertawa.
“Ahh, masa sih? Kayaknya gak mungkin deh... palingan kamu juga salah denger,” jawab Syahla dengan raut wajah yang mulai memerah.
“Iya, swear deh... dia tuw naksir kamu tau gak...!” kata Siska sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.
“Naksir? Naksir dari mana? Akrab aja enggak kok,” ungkap Syahla sambil tersenyum.
“Ya mungkin, lagian Ian juga ganteng. Nggak rugi kalau kamu disukai sama dia,” sahut Deasy.
“Iya bener tuw kata Deasy... kowe ra percoyo mbi aku ta? Ya wis liat aja nanti... hahaha,” sambung Siska.
Awan menunjukkan hari telah sore. Syahla melihat jam yang terus berputar di pergelangan tangan kirinya, yang menunjukkan jika saat ini jarum jamnya sudah berada pada angka tiga, itu berarti ia harus segera pulang karena jarak rumahnya dengan rumah Siska lumayan jauh. Sesampai di rumah, Syahla langsung mandi dan beristirahat sejenak, sebelum akhirnya melakukan sholat Maghrib, Isya’, dan belajar seperti hari-hari biasanya. Kini waktu menunjukkan pukul 21.00 WIB namun Syahla sudah mengantuk daritadi karena ia letih. Kemudian ia tidur dengan pulasnya.

      Ian datang dengan membawakan rangkaian bunga yang indah. Ia mendatangi Syahla dan memberikan   bunganya kepada Syahla di kantin Sekolah. Syahlapun menerimanya dengan senang hati.
“Makasih ya Ian, ini bagus banget, aku suka...” kata Syahla.
“Iya sama-sama... nanti sore kita jalan yuk?” ajak Ian.
“Kemana?” tanya Syahla.
“Kamu maunya kemana? Besok aku beliin bunga lagi dehh,,,?” Ian kembali menjawab.
“Ya udah terserah kamu deh....” jawab Syahla.
Saat di perjalana mereka tiba-tiba Ian disiram dengan seember air oleh seorang penjual bunga.
“He kamu yang belum bayar bunga kemarin kan? Dasar anak kurang ajar!!!” tegur si penjual bunga.
Kemudian Syahla terbangun saat adiknya tak sengaja menumpahkan segelas air ke tubuhnya dan ia baru sadar, kalau yang baru saja dialaminya adalah sebuah bunga tidur belaka. “Untung cuma mimpi, kalau kenyataan kan malu banget dong!!! Masa ngasih bunga ngutang dulu....”
“Gubrakkkkk!!!!!

0 komentar:

Posting Komentar