Oleh : Ana Marita
Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra
Sekarang engkau telah dewasa
Nampaknya kau sudah tidak tak berminat lagi padaku
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?
Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu
Kadangkala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa
Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan
Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian
Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan
Dulu... pagi-pagi... surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman
Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau
Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi... engkau baca koran pagi atau nonton berita TV
Waktu senggang... engkau sempatkan membaca buku karangan manusia
Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan
Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surahku (Basmalah)
Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat padaku dilaci mobilmu
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu
Aku tau kalau itu bukan stasiun radio yang senantiasa melantunkan ayatku
Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
di komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatku pun kadang engkau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu
Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku
Bila malam tibaengkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV
Menonton pertandingan Liga Italia, musik atau film dan sinetron laga
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah
Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemari
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu
Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku
Apakah koran, radio, TV, komputer, dapat memberimu pertolongan?
Bila engkau dikubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba engkau akan diperiksa oleh malaikat suruhan-Nya
Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya
Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu
Setiap saat berlalu... kuranglah jatah umurmu
Dan akhirnya kubur senantiasa menunggu kedatanganmu
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu
Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu
Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati
Di kuburmu nanti...
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan
Yang akan membantu engkau membela diri
Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu
Tapi akulah "Qur'an" kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu
Peganglah aku lagi... bacalah kembali aku setiap hari
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci
Yang berasal dari Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui
Yang disampaikan oleh Jibril kepaada Muhammad Rasulullah
Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu
Sentuhilah aku kembali...
Baca dan pelajari aku lagi
Setiap datangnya pagi dan sore hari
Seperti dulu... dulu sekali
Waktu engkau masih kecil, logo dan polos
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan sendiri...
Dalam bisu dan sepi...
Maha Benar Allah, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana /
0 komentar:
Posting Komentar